penulis

Kami Hadir Didua Zaman

Bersyukurnya kita yang lahir ditahun 90an, dimana seni musik sampai pada puncaknya. Lagu yang enak didengar serta penampilan bukan segalanya melainkan suara adalah yang utama. Seni hidup waktu itu dan kitapun hidup dengan seni yang ada. 

Dangdut dan Shela on 7 adalah sountract hidup, dimanapun mendengarkan lagu zaman dulu berasa seperti kenangan yang  nampak didepan mata. Lenyap lagu, lenyap pula kenangan itu. 

Ya, bersyukurnya kita hidup zaman dimana melalui dua zaman. Era 90an kita tumbuh sebagai pemain kelereng, memancing, mencari kayu terbaik kemudian membuat gasing sendiri, sesekali juga ingat bagaimana curangnya bermain gambar yang dibolak balik, main polisi-polisian, berenang sampai sore, serta membantu orang tua di kebun. 

90an adalah waktu dimana hidup sederhana namun dinikmati oleh setiap orang, waktu dimana kearifan lokal begitu kentara. Sopan terhadap orang tua, takut berbicara dengan orang baru, sama guru tak mau mendahului, manisnya berteman, serta asiknya membatu orang tua. Mungkin waktu itu juga adalah zaman dimana nakal yang dihendaki oleh orang tua zaman sekarang,  Era 90an adalah generasi emasnya dunia, dimana tumbuh dengan melihat dua sisi dunia. Tempo dulu dan modernisasi.

Di Akui

Lama tak besua dengan status, sesekali menuntaskan apa yang Mark Zuckerberg tanyakan tentu bukan masalah. Ini tentang " apa yang kamu pikirikan" begitu kata facebook. 

Sedikit saja, sebenarnya ada orang-orang yang butuh di akui dengan melakukan berbagai pencitraan, sebagian lagi butuh diakui dengan melakukan hal-hal yang sebenarnya tak perlu dilakukan. Sebagian lagi sibuk memamerkan, sebagian lagi terlalu sibuk mengejar gensi karena butuh diakui.  

Ada ?, tentu ada. Banyak malah. 

Begitulah, ada manusia yang butuh pengakuan, namun ada juga yang hanya butuh ketenangan dan kenyamanan. Namun, manusia yang butuh pengakuan adalah manusia yang butuh pujian dan popularitas. Tapi manusia yang butuh ketenangan dan kenyamanan adalah manusia yang bahagia. Namun, soal hati siapa yang tau, tapi orang-orang bisa menilai.

Menikahlah


"Mungkin kau senang dikejar, namun kau tak merasakan lelahnya mengejar. Aku takut kau terlalu senang berlari sampai kau lupa bahwa aku sudah berhenti jauh jauh hari". 

Diatas Intro saja, namun. Menikahlah. 

Ada yang sedikit jual mahal, buanglah. Kali saja menunggu mapan, tenanglah. Karena sesuatu sudah diatur sedemikian rupa.

Kembali Mengenang


"Sesuatu yang kita alami tempo dulu akan kita kenang dikemudian hari". Kira-kira begitulah qoute of ala kadarnya malam ini. Begitulah, sedikit banyak kadang memang betul kala kita mengingat atau menjumpai sesuatu yang serupa dalam waktu yang berbeda. Ah, waktu itu.

Ada baiknya saya bercerita tentang waktu kecil lewat gambar yang saya bidik ini.
Ini adalah kepompong. Tau, itu isinya ulat yang nantinya akan berubah menjadi kupu-kupu yang cantik lagi elok.

Dulu waktu saya kecil sering menggunakan ulat dalam bungkusan daun pisang itu untuk dijadikan umpan pancing, terbukti memang selain cacing ulat kepompong inilah yang menjadi menu favorit makanan ikan.

iIulah sejumput kenangan waktu silam ala tahun 90-an dan kini kembali mengingat saat pulang kampung.

Alah, kasihan ikan kena pancing.

Pulang Kampung.


Ma Pa, lebaran ini anakmu pulang. Selain melihatmu guna melepas rindu, kujuga bawa menantu yang kataku comel itu, tepat sebelum aku menikah dulu.
Kan kemarin saat aku menikah, mama dan bapak tak hadir. Waktu itu mama mengurus bapak yang sedang sakit. Kini waktu yang tepat, ala mudik melepas rindu akan orang tua sekaligus kampung halaman juga memperkenalkan istriku yang suaranya kau dengar lewat telpon itu.

"Apa kabar setia" kali menelepon yang kau tanyakan bagaimana kabar menantu bukan kabar anakmu, mungkin mama risau kalau anak orang tak bahagia hahahha.
Ah, percayalah bahwa aku mencintai ia sepenuh hati, segenap jiwa kata sang punjangga.
Guntung.

Bersamamu


"Bagaimana mungkin aku bisa meninggalkan mu, sementara kau selalu ingin bersamaku".
dan "Bagaimana mungkin aku tidak merindukan mu, sementara kau selalu mengingat ku".
dan pasti, aku selalu ingin bersamamu, merindukanmu, bercerita tentang waktu hingga akhir waktu ".

Asik Memang Berselancar di Wake Park Tapi Melelahkan Saya Bukan Pro

Sabtu, 05 Agustus 2017 saya bersama kawan-kawan yang terbingkai dalam salah satu team parawisata mengunjungi wake park, salah satu permainan berselancar yang di tarik menggunakan tali otomatis.

Banyak bule disini, saya juga bule tapi bule kampung saya sungai guntung. Ah, lihat mereka berselancar rasanya kok asik sekali, sekali kami yang coba baru ditarik sudah jatuh-jatuh hampir 6 kali coba belum termasuk trial training saya tak pernah berhasil. Alhasil akhirnya saya menyerah. Oh tuhan inikah cobaan, badan saya pegal semua serasa badan remuk dan tulang remuk semua.






Kacamata Baru Saya

Sebelumnya sudah pernah sih beli kacamata yang minus itu, karena mata saya memang agak buram, tapi habis itu kacamatanya hilang, jadi terpaksa beli lagi. Tapi ini beda merek, sebelumnya mengunakan brand diesel sekarang jeans, dah macam celana aja ya. Hehehe

Sebelumnya seperti ini :




Sekarang seperti ini, ini yang baru :




Tes Drive di Marina Circuit Batam

Sesekali tes permainan baru namanya Gokart di Marina Circuit Batam lokasinya di Marina City dekat dengan Hotel Harris Resort.

Lumayanlah nambah-nambah pengalaman baru, rasanya main ini kayak main f1 kayaknya sih, tapi kalau dilihat dan dicermati memang seperti itu. 

Awak waktu itu berpacu maklum jiwa muda akhirnya bangkit juga, coba gas full di tikungan tanpa ngerem eh hasilnya malah ngepot. 
Soal safety jangan ragu tak akan jungkir balik paling-paling kita tabrakan sama team yang lain. Itu saja.

Kali aja ada yang mau coba dulu simak ulasan lengkap saya di : Yuk Coba Gokart di Marina City Batam





[ Video] Janji Setiaku

Ceritanya waktu itu kami kepantai Tanjung Pinggir Sekupang Batam,. Ah kupikir tak ada salahnya membuat sebuah video momen dimana waktu-waktu awal kami menikah. Entah inikah yang dibilang So Sweet, sayepun tak taulah.

 
Copyright © 2015 Bang Bintang, All rights reserved